MAKALAH
WAWASAN NUSANTARA
WAWASAN NUSANTARA
Disusun
Oleh :
Richard Kristopel 201414500439
Muhammad Aldi 201414500384
Tri Bakti 201414500387
Nurul Viah Tsania Rachman 201414500374
Armalia Tri Puja Prihati 201414500372
Siti Fatimah 201414500372
Gustia Nilam Sari 201414500369
Fitriyah 201414500457
Tuti Avianes 201414500394
Meiliyana 201414500426
Rohmah Nurcahya 201414500376
Richard Kristopel 201414500439
Muhammad Aldi 201414500384
Tri Bakti 201414500387
Nurul Viah Tsania Rachman 201414500374
Armalia Tri Puja Prihati 201414500372
Siti Fatimah 201414500372
Gustia Nilam Sari 201414500369
Fitriyah 201414500457
Tuti Avianes 201414500394
Meiliyana 201414500426
Rohmah Nurcahya 201414500376
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial (FIPPS)
Program Study : Pendidikan Ekonomi
Jakarta Selatan
2014/2015
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Wawasan Nusantara tepat pada
waktunya. Penulisan makalah ini merupakan tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Pendidikan Ekonomi.
Kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mohon kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan penulisan makalah
ini.
Kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, kami berharap
semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun rekan-rekan,
sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.
Jakarta, 4
Desember 2014
Tim Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2
BAB I.................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN............................................................................................................... 3
A.
Latar
Belakang........................................................................................................ 3
B.
Rumusan
Masalah................................................................................................... 3
C.
Tujuan..................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 5
Wawasan
Nusantara..................................................................................................... 5
a.
Pengertian Wawasan Nusantara............................................................................. 5
b.
Fungsi Wawasan Nusantara................................................................................... 5
c.
Pengertian Wawasan Nusantara sebagai
Kesatuan Politik..................................... 6
d.
Pengertian Wawasan Nusantara sebagai
Kesatuan Ekonomi................................. 6
e.
Pengertian Wawasan Nusantara sebagai
Kesatuan Budaya................................... 7
f.
Tujuan Wawasan Nusantara................................................................................... 7
g.
Contoh Kasus......................................................................................................... 8
BAB
III............................................................................................................................. 14
A.
Kesimpulan............................................................................................................ 14
B.
Penutup.................................................................................................................. 14
C.
Saran...................................................................................................................... 14
D.
Daftar Pustaka....................................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah
wawasan berasal dari kata “wawas” yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan indrawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti
“memandang”, meninjau atau melihat atau cara melihat. Kata wawasan berarti
pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi, sedangakan istilah
nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan
gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara samudra pasifik dan
samudra Indonesia serta diantara benua asia dan benua Australia
Wawasan
nusantara sebagai geopolitik dan landasan visional bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan perwujudan ideology pancasila. Wawasan nusantara
mengarahkan visi bangsa Indonesia untuk mewujudkan kesatuan dan keserasian
dalam berbagai bidang kehidupan nasional seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan.
B.
Rumusan Masalah
1. Pengertian
Wawasan Nusantara
2. Fungsi
Wawasan Nusantara
3. Pengertian
wawasan nusantara sebagai kesatuan politik
4. Pengertian
wawasan nusantara sebagai kesatuan ekonomi
5. Pengertian
wawasan nusantara sebagai kesatuan budaya
6. Tujuan
wawasan nusantara
7. Contoh
kasus wawasan nusantara
8. Solusi
untuk mempertahankan budaya Indonesia
9. Solusi
untuk mengatasi krisis ekonomi di Indonesia
C.
Tujuan
Membekali mahasiswa dalam mengetahui informasi
tentang landasan wawasan nusantara , unsure dasar wawasan nusantara dan hakekat
wawasan nusantara.
1. Untuk
mengetahui pengertian dari wawasan nusantara
2. Untuk
mengetahui fungsi wawasan nusantara
3. Untuk
mengetahuipengertian wawasan nusantara sebagai kesatuan politik, ekonomi dan
budaya
4. Untuk
mengetahui tujuan wawasan nusantara
5. Untuk
mengetahui contoh permasalahan wawasan nusantara di Indonesia
A.
Pengertrian
Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara
adalah ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dipelihara oleh setiap komponen pembentukan bangsa atau golongan.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan,
solidaritas, kerja sama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama. Dalam pengertian
umum, Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Ideologi nasionalnya yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia
yang merdeka, berdaulat, dan bermanfaat serta menjiwai tata hidup dan tindak
kebijakannya dalam mencapai tujuan nasional.
B.
Fungsi
Wawasan Nusantara
Fungsi
Wawasan Nusantara adalah sebagai motivasi, dorongan, pedoman,
serta rambu-rambu dalam menentukan segala tindakan, keputusan, kebijaksanaan,
dan perbuatan bagi penyelenggara negara di
tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Wilayah Nusantara merupakan gugusan
dan pulau-pulau besar dan kecil yang membentang di antara garis khatulistiwa
merupakan satu negara kepulauan terbesar di dunia. Potensi yang meliputi lebih
dari 200 suku bangsa, juga salah satu negara
terkaya sumber alam dan budayanya. Dengan memperhatikan pengertian Wawasan
Nusantara tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya Wawasan Nusantara
mengandung empat makna, yaitu sebagai berikut.
·
Wawasan Nusantara meliputi perwujudan
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik.
·
Wawasan Nusantara meliputi perwujudan
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
·
Wawasan Nusantara meliputi perwujudan
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya.
·
Wawasan Nusantara meliputi perwujudan
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan.
C.
Pengertian Wawasan Nusantara sebagai satu
kesatuan politik
·
Kebulatan wilayah nasional beserta
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan
seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa Indonesia.
·
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku
dan berbicara menggunakan berbagai bahasa daerah. Meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, merupakan satu kesatuan bangsa yang
bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
·
Bangsa Indonesia harus merasa satu kesatuan,
senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai satu tekad
dalam rnencapai cita-cita bangsa.
·
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi
bangsa dan Negara yang senantiasa membimbing dan rnengarahkan bangsa Indonesia
dalam mencapai tujuannya.
·
Seluruh kepulauan nusantara merupakan
kesatuan hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum
nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
D. Pengertian
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi
·
Kekayaan wilayah nusantara, baik potensial
maupun efektif adalah modal dan milik bersama. Keperluan hidup sehari-hari
seharusnya sudah tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
·
Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan
seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggikan ciri khas yang dimiliki oleh
daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
·
Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah
Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha
bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi kemakmuran rakyat.
E. Pengertian
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya
·
Masyarakat Indonesia sebagai satu peri
kehidupan bangsa merupakan kehidupan yang serasi dengan tingkat kemajuan
masyarakat yang sama, merata, dan seimbang serta adanya keselarasan yang sesuai
dengan tingkat kemajuan bangsa.
·
Budaya Indonesia pada hakikamya adalah satu.
Corak ragam budaya yang ada harus menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Hal
inilah yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya
dengan sikap tidak menolak nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan
budaya bangsa.
·
Tujuan ke dalam Wawasan Nusantara:
untuk mewujudkan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa, baik aspek
alamiah maupun aspek sosial.
·
Tujuan ke luar Wawasan Nusantara:
untuk ikut serta rnewujudkan kebahagiaan, ketertiban, dan perdamaian seluruh
umat manusia.
G. Contoh
Kasus
Mengenai Budaya Indonesia yang di Akui
Oleh Malaysia
Negeri
jiran Malaysia melakukan tindakan yang membuat gerah bangsa Indonesia. Negara
tetangga yang masih serumpun itu melakukan klaim bahwa Tari Pendet yang berasal
dari Bali merupakan tarian yang berasal dari Malaysia. Padahal Tari Pendet
sudah menjadi tarian upacara keagamaan di Bali selama ratusan tahun dan kini
telah menjadi tarian selamat datang khas Bali. Sebelumnya, Malaysia juga telah
mengklaim beberapa budaya bangsa Indonesia sebagai hak atas kekayaan
intelektual mereka. Sebut saja Batik Solo, Reog Ponorogo, Angklung Sunda serta
wayang kulit dari Jawa Tengah. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Seorang
budayawan Malaysia mengatakan bahwa klaim yang dilakukan oleh Malaysia
merupakan usaha untuk melindungi khasanah budaya Melayu dari klaim barat.
Negara-negara Eropa memang sangat tertarik dengan eksotika budaya Indonesia.
Tentu saja pemerintah Indonesia tidak setuju dengan pernyataan itu. Tari pendet
misalnya. Jelas tarian tersebut berasal dari Bali. Maka pemerintah wajib melindungi
Tari Pendet dari klaim negara manapun. Apa bedanya direbut Malaysia atau negara
Eropa?
Lepas
dari klaim yang dilakukan Malaysia, sebenarnya ada persoalan besar yang harus
kita selesaikan yaitu perhatian pemerintah terhadap budaya Indonesia. Jika ada
kasus seperti diatas, maka pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kebudayaan
dan Pariwisata baru kelihatan peduli. Pemerintah berjanji bahwa semua kekayaan
budaya Indonesia akan diinventarisasi dan kemudian didaftarkan sebagai hak
cipta milik bangsa Indonesia. Dengan adanya pendaftaran ini, maka secara
yuridis tidak ada satu negara pun dapat mengklaim budaya tersebut. Dalam kasus
dengan Malaysia, Indonesia juga melakukan pendekatan G to G (government to
government) untuk membahas penyelesaian dari kasus tersebut. Sampai sejauh ini,
usaha pemerintah telah berhasil dan kita patut mengacungkan jempol.
Para
pelaku seni seperti seniman Reog Ponorogo ataupun wayang mengatakan bahwa
pemerintah termasuk lambat dalam mengambil tindakan. Mereka mengatakan bahwa
jika tidak ada klaim dari Malaysia, mungkin pemerintah tidak pernah
memperhatikan budaya asli Indonesia. Jika dicermati, budaya-budaya asli
khas Indonesia memang mulai terpinggirkan. Generasi muda lebih nyaman menjadi
generasi MTV, anak mall dan anak gaul. Seni tradisi dianggap kuno, kolot dan
terlalu membosankan. Karena itu, menjadi tugas pemerintah unutk menghidupkan
kembali gerakan cinta budaya dengan program-program yang lebih nyata,
terstruktur, terjadwal dan massif serta konsisten sehingga budaya negeri ini
lebih dicintai baik oleh rakyat maupun aparat pemerintah itu sendiri.
Indonesia
dan Malaysia merupakan dua Negara yang letaknya saling berdekatan.
Seharusnya,hal ini bisa menjadikan Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan
yang sangat baik. Tetapi, yang seperti kita ketahui sekarang ini yang ada
justru kebalikannya. Belum lama kita mendengar berita para tenaga kerja
Indonesia yang disiksa disana. Sekarang, lagi-lagi Malaysia menyiksa batin
seluruh warga Indonesia. Betapa tidak, warga Indonesia sudah cukup sering
merasa sakit atas ulah Malaysia. Selain cerita mengenai disiksanya para
TKI di Malaysia, sekarang Malaysia kembali membuat masalah dengan mengklaim
Tari Pendet yang berasal dari Bali sebagi budaya yang mereka miliki.
ANALISIS:
Dari
contoh kasus diatas dapat kita lihat begitu banyak kebudayaan bangsa Indonesia
yang direbut oleh negara Malaysia. Tidak hanya tari pendet, hasil karya batik
pun juga diakui oleh negara Malaysia. Negara ini mengklaim bahwa batik adalah
kerajinan tangan yang dimiliki oleh negaranya secara turun temurun. Apakah hal
ini pantas untuk dibiarkan? tentu saja tidak! kita sebagai bangsa indonesia
yang memiliki begitu banyak kebudayaan baik dari segi tarian, kerajinan tangan,
jenis-jenis patung, serta lagu-lagu yang diciptakan oleh para pejuang jangan
kita biarkan negara manapun untuk merebutnya. Kita sebagai bangsa indonesia
yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi sudah sepantasnya kita mengambil
alih kembali budaya kita yang telah direbut agar dapat kembali menjadi hak
cipta negara indonesia.
Namun,
sangat disayangkan kinerja pemerintah dalam mengatasi hal ini tidak
sepenuhnya berhasil, sesungguhnya peran pemerintah dalam konteks menjaga keanekaragaman kebudayaan adalah sangat penting. Dalam konteks ini pemerintah berfungsi sebagai pengayom dan pelindung bagi warganya, sekaligus sebagai penjaga tata hubungan interaksi antar kelompok-kelompok kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun sayangnya pemerintah yang kita anggap sebagai pengayom dan pelindung, dilain sisi ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup bagi semua kelompok-kelompok yang hidup di Indonesia karena masih saja negara jiran ini merebut hasil karya budaya bangsa kita. Kurangnya hak paten yang membuat negara manapun dengan mudahnya megambil budaya kita sendiri.
sepenuhnya berhasil, sesungguhnya peran pemerintah dalam konteks menjaga keanekaragaman kebudayaan adalah sangat penting. Dalam konteks ini pemerintah berfungsi sebagai pengayom dan pelindung bagi warganya, sekaligus sebagai penjaga tata hubungan interaksi antar kelompok-kelompok kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun sayangnya pemerintah yang kita anggap sebagai pengayom dan pelindung, dilain sisi ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup bagi semua kelompok-kelompok yang hidup di Indonesia karena masih saja negara jiran ini merebut hasil karya budaya bangsa kita. Kurangnya hak paten yang membuat negara manapun dengan mudahnya megambil budaya kita sendiri.
Tujuan yang ingin
dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi wawasan nusantara melalui metode ini
adalah terjalinnya pemahaman tentang wawasan nusantara akan membatasi sumber
konflik di dalam tubuh bangsa Indonesia baik pada saat ini maupun di masa
mendatang dan akan memantapkan kesadaran untuk mengutamakan kepentingan
nasional dan cita-cita tujuan nasional.
Dalam melaksanakan pemasyarakatan,
lingkup materi wawasan nusantara yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan
tingkat, jenis, serta lingkungan pendidikan agar materi yang disampaikan
tersebut dapat mengerti dan dipahami.
Oleh
karena itu kita sebagai warga negara yang baik khususnya para generasi muda,
sepantasnya belajar tentang budaya dalam negeri jangan hanya belajar budaya
asing dan melupakan identitas budaya dalam negeri sendiri, ini banyak yang
terjadi di penjuru nusantara. Terutama di bidang musik, Mode dan pergaulan.
Jangan kaget ketika 10 tahun ke depan apabila tidak adanya regenerasi, budaya
yang kita banggakan dan kita anggap sebagai jati diri bangsa hilang dan pudar.
Sepatutnya kita sedikit berterima kasih pada malaysia yang sedikit menguji rasa
nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia. Kalau memang kita peduli,
maka sepatutnyalah kita khususnya pemerintah berupaya melestarikan dan
melakukan sosialisasi lebih jauh identitas negara kita ini agar tetap berjaya
di mata dunia.
Krisis
Multidimensional Indonesia
Krisis
nilai tukar yang dialami oleh bangsa Indonesia pada periode Juni 1998,telah
membawa akibat yang sungguh diluar perkiraan siapapun, bahkan tak
pula prediksi para ahli. Krisis tersebut, pada kisah lanjutannya berkembang
dan meluas mencapai krisis multidimensional; ekonomi, politik, sosial,
budaya dan kemudian: identitas bangsa.
pula prediksi para ahli. Krisis tersebut, pada kisah lanjutannya berkembang
dan meluas mencapai krisis multidimensional; ekonomi, politik, sosial,
budaya dan kemudian: identitas bangsa.
Kemudian
krisis ekonomi yang ditandai kesulitan memperoleh bahan
pokok dan kesempatan kerja (sebagai akibat banyaknya perusahaan yang harus
gulung tikar dikarenakan krisis hutang akibat depresiasi rupiah yang amat tajam
dan mendadak), yang kemudian menjadi pemicu timbulnya gerakan mahasiswa yang
muncul bagaikan ribuan semut . Gerakan mahasiswa itu, kemudian mampu untuk
menciptakan kesadaran kolektif komponen bangsa yang lain, untuk menyadari
bahwa upaya mengatasi krisis ekonomi, haruslah diawali dengan reformasi di dalam
bidang politik.
pokok dan kesempatan kerja (sebagai akibat banyaknya perusahaan yang harus
gulung tikar dikarenakan krisis hutang akibat depresiasi rupiah yang amat tajam
dan mendadak), yang kemudian menjadi pemicu timbulnya gerakan mahasiswa yang
muncul bagaikan ribuan semut . Gerakan mahasiswa itu, kemudian mampu untuk
menciptakan kesadaran kolektif komponen bangsa yang lain, untuk menyadari
bahwa upaya mengatasi krisis ekonomi, haruslah diawali dengan reformasi di dalam
bidang politik.
Reformasi
politik, yang semula diarahkan pada pembersihan pemerintahan dari
korupsi, kolusi dan nepotisme yang kemudian diakronimkan menjadi “KKN”,
ternyata tidak mendapat sambutan yang positif dari pemerintahan Presiden Soeharto
yang ketika itu berkuasa. Akibatnya, kekecewaan timbul sebab ketidak-responsif-an
pemerintah, malah membawa tuntutan yang sifatnya lebih mendesak; yakni
perlunya pergantian pimpinan pemerintahan dari Presiden Soeharto.
Gerakan mahasiswa, yang menggulirkan tuntutan pergantian pimpinan nasional
itu, akhirnya mampu untuk memaksa Soeharto untuk mengundurkan diri, pada
tanggal 21 Mei 1998. Ketika itu, ratusan ribu mahasiswa menduduki Gedung
MPR/DPR untuk menyatakan tuntutannya.
korupsi, kolusi dan nepotisme yang kemudian diakronimkan menjadi “KKN”,
ternyata tidak mendapat sambutan yang positif dari pemerintahan Presiden Soeharto
yang ketika itu berkuasa. Akibatnya, kekecewaan timbul sebab ketidak-responsif-an
pemerintah, malah membawa tuntutan yang sifatnya lebih mendesak; yakni
perlunya pergantian pimpinan pemerintahan dari Presiden Soeharto.
Gerakan mahasiswa, yang menggulirkan tuntutan pergantian pimpinan nasional
itu, akhirnya mampu untuk memaksa Soeharto untuk mengundurkan diri, pada
tanggal 21 Mei 1998. Ketika itu, ratusan ribu mahasiswa menduduki Gedung
MPR/DPR untuk menyatakan tuntutannya.
Ternyata,
pergantian pimpinan nasional tersebut, melahirkan suasana politik
yang hiruk pikuk. Tiba-tiba, semua orang ingin bicara dan didengar suaranya.
Termasuk dari mereka yang selama ini dikenal sebagai pendukung setia rejim
masa lalu. Akibatnya banyak “bunglon politik” yang ikut bermain dalam kancah
politik Indonesia. Bermacam isu pula menjadi sasaran untuk dihembuskan pada
masyarakat. Diantara sekian banyak isu itu adalah tuntutan desentralisasi
kekuasaan dan pembagian keuangan yang lebih adil antara pemerintah pusat dan
daerah. Dengan berbagai cara tuntutan itu dimunculkan. Dalam kasus terakhir
di Aceh, bahkan sampai menggelar “SU MPR” (Sidang Umum Masyarakat Pejuang
Referendum) Aceh, sebagai media pengungkapan tuntutan masyarakat Aceh.
Khusus untuk hal itu, beragam ide yang ditawarkan sebagai solusi pun muncul,
dari sekadar menuntut pembagian keuangan yang lebih adil, tuntutan otonomi
yang lebih luas, tuntutan federalisasi, sampai ke tuntutan kemerdekaan.
yang hiruk pikuk. Tiba-tiba, semua orang ingin bicara dan didengar suaranya.
Termasuk dari mereka yang selama ini dikenal sebagai pendukung setia rejim
masa lalu. Akibatnya banyak “bunglon politik” yang ikut bermain dalam kancah
politik Indonesia. Bermacam isu pula menjadi sasaran untuk dihembuskan pada
masyarakat. Diantara sekian banyak isu itu adalah tuntutan desentralisasi
kekuasaan dan pembagian keuangan yang lebih adil antara pemerintah pusat dan
daerah. Dengan berbagai cara tuntutan itu dimunculkan. Dalam kasus terakhir
di Aceh, bahkan sampai menggelar “SU MPR” (Sidang Umum Masyarakat Pejuang
Referendum) Aceh, sebagai media pengungkapan tuntutan masyarakat Aceh.
Khusus untuk hal itu, beragam ide yang ditawarkan sebagai solusi pun muncul,
dari sekadar menuntut pembagian keuangan yang lebih adil, tuntutan otonomi
yang lebih luas, tuntutan federalisasi, sampai ke tuntutan kemerdekaan.
H.
Solusi
Untuk Mempertahankan Budaya Indonesia
1.
Indonesia
harus memperbanyak melestarikan budayanya dan lebih mencintai budaya sendiri
sebelum budayanya diambil alih oleh Negara lain.
2.
Memperkuat
Hak Cipta mengenai Budaya Indonesia, sehingga Negara luar Tidak dengan mudah
mengakui kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaan mereka
3.
Masyarakat
Indonesia harus lebih berkarya lagi mengembangkan karyanya sehingga generasi
penerus kelak bisa lebih mencintai dan tertarik lagi
4.
Rasa
cinta yang tumbuh dalam masyarakat terhadap bangsa Indonesia yang dilihat dari
perkembangan budaya Indonesia
5.
Berpusat
kepada budaya sendiri,dll.
I.
Solusi
Untuk Megatasi Krisis Ekonomi di Indonesia
1.
Presiden
mengajak semua pihak dalam menghadapi krisis global harus terus memupuk rasa
optimisne dan saling bekerjasama sehingga bisa tetap menjaga kepercayaan
masyarakat.
2.
Pertumbuihan
ekonomi sebesar 6% harus terus di pertahankan antara lain dengan terus mencari
peluang ekspor dan investasi serta mengembangkan perekonomian domestic.
3.
Optimalisasi
APBN 2012 untuk terus memacu pertumbuhan dengan tetap memperhatikan “social
safety net” dengan sejumlah hal yang harus diperhatikan yaitu : infrastuktur,
alokasi penanganan kemiskinan, ketersediaan listrik , serta pangan dan BBM.
4. Ajakan pada kalangan dunia usaha untuk tetap
mendorong sector ril dapat bergerak. Bila itu dapat dilakukan maka pajak dan
penerimaan Negara bisa terjaga dan juga tenaga kerja dapat terjaga
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan secara umum Wawasan Nusantara adalah
keutuhan nusantasa / nasional , dalam pengertiannya yaitu cara pandang yang
secara utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.
Tujuan dari wawasan nusantara
tersebut yaitu mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan
rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan Individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah (kepentingan
individu , kelompok golongan , suku bangsa atau daerah tetap di hargai selama
tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat
banyak.
b. Saran
i.
Diharapkan setelah membaca makalah ini
pengetahuan mahasiswa/I lebih banyak
ii.
Diharapkan setelah membaca makalah ini
dapat membawa manfaat dengan baik sehingga makalah ini dapat menjadi ilmu
tambahan untuk para pelajar maupun masyarakat umum
iii.
Diharapkan setelah membaca Makalah ini,
bisa m=berbagi ilmu pengetahuan dengan yang lain
iv.
Diharapkan agar para pembaca bisa
mengapresiasikan apa yang tertera di dalam makalah ini sehingga manfaat yang di
dapat bisa lebih banyak lagi
c. Daftar
Pustaka
sumber:
Sumarsono [et.al].Pendidikan
Kewarganegaraan.2005.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
http://amir-blogs.blogspot.com/2012/04/contoh-kasus-wawasan-indonesia.html
posted by fariz sungkar at 9:08 AM
http://amir-blogs.blogspot.com/2012/04/contoh-kasus-wawasan-indonesia.html
posted by fariz sungkar at 9:08 AM
Abdulkarim, Aim. 2007. Pendidikan
Kewarganegaraan: Membangun Warga Negara yang Demokratis. Bandung: PT
Grafindo Media Pratama.