MANAJEMEN PEMASARAN II
STRATEGI KEBIJAKAN PRODUK
Disusun Oleh :
Nurul Viah Tsania Rahman 201414500374
Sulistiawati 201414500377
Heriyanto 201414500
Mata
Kuliah : Manajemen Pemasaran
Dosen
Pengampu : Ibu Endah Widati, M.B
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS
INDRAPRASTA PGRI
Jl. Nangka No. 58C Tanjung Barat, Jakarta Selatan
Telp./Fax.
(021) 7818718 – 78835283
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
P&G didirikan oleh William Procter, seorang pembuat lilin, dan James Gamble, seorang pembuat sabun. Keduanya
menjadi ipar ketika menikah dengan kakak beradik Olivia dan Elizabeth Norris.[2] Ide
pendirian usaha bersama ini dirintis oleh Alexander Norris, mertua mereka, yang
mengadakan pertemuan di mana ia membujuk Procter dan Gamble untuk menjadi
partner bisnis. Pada tanggal 24 Agustus 1837, sebagai hasil dari pertemuan
tersebut, Procter & Gamble didirikan. Tanggal inilah yang kemudian
diperingati sebagai hari jadi P&G pada tiap tahunnya.
Pada tanggal 24 Agustus 1858-1859, penjualan P&G berhasil mencapai
$1 juta. Di titik ini, P&G memiliki sekitar 80 karyawan yang bekerja di
sana. Pada masa Perang Saudara Amerika Serikat, P&G memenangkan kontrak untuk
menyuplai sabun dan lilin kepada Tentara Union. Selain memberikan profit tambahan,
kontrak tersebut secara tidak langsung juga memperkenalkan prodk P&G ke
tentara-tentara di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Pada tahun 1880, Procter
& Gamble mulai memasarkan sebuah produk baru berupa sabun yang dapat
mengambang di atas air. Perusahaan menyebut sabun itu sebagai Ivory. William Arnett Procter, cucu dari
William Procter, mulai mengembangkan program bagi hasil ke
tenaga kerja P&G pada tahun 1887. Dengan memberikan saham kepada pekerja,
ia secara tepat memperkirakan risiko mogok kerja (Strike) dari
pekerja menjadi kecil.
B.
Landasan
Teori
Menciptakan Ekuitas Merek
1. Ekuitas
Merek
2. Peranan
Merek
3. Ruang
Lingkup Branding (Merek)
4. Membangun
Ekuitas Merek
5. Memilih
Elemen Merek
6. Merancang
Kegiatan Pemsaran Holistik
7. Pengaruh
Asosiasi Pendukung
8. Internal
Branding
9. Komunitas
Konsumen
10. Mengukur
Ekuitas Merek
11. Mengelola
Ekuitas Merek
12. Strategi
Merek
13. Ekuitas
Konsumen
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Ekuitas
Merek
P&G berawal dari kerjasama
Procter & Gamble (P&G) dan merupakan perusahaan kecil yang memproduksi
lilin dan sabun. Merek P&G mulai dikenal oleh masyarakat berawal saat
produk P&G menyuplai sabun kepada tentara Amerika Serikat, sehingga P&G
mulai dikenal dari satu negara ke negara lain.
Karena P&G telah memasarkan lebih dari 300 merek yang telah tersebar di lebih dari 160
negara. Sehingga
produk dari P&G telah dikenal oleh masyarakat dan asset perusahaan memiliki
nilai lebih dari nominal aslinya.
B. Peranan
Merek
P&G sudah dikenal di berbagai
negara dan milyaran orang mengetahui apa itu P&G. P&G adalah sebuah
merek yang berkecimpung dalam
·
Beauty & Grooming
-
Beauty segment
-
Grooming segment
·
Household Care
-
Baby Care and Family Care segment
-
Fabric Care and Home Care segment
·
Health and Well-Being
-
Health Care segment
-
Snacks and Pet Care segment
P&G sering melakukan proyek
riset konsumen resmi setiap tahun dan menghasilkan lebih dari 3 juta kontak
konsumen melalui e-mail dan pusat telepon
C. Ruang
Lingkup Branding (Merek)
Perusahaan ini
mempekerjakan 138.000 orang di lebih dari 80 negara di seluruh dunia dan
memiliki penjualan di seluruh dunia dengan total lebih dari $ 79000000000 per
tahun. merupakan pemimpin dalam 15 dari 21 kategori produk yang bersaing,
memiliki 23 merek global miliar dolar, menghabiskan lebih dari $ 2 miliar per
tahun pada R & D, dan melayani lebih dari 4 miliar orang di 180 negara yang
berbeda. Sehingga Merek P&G sudah menyebar diseluruh negara dan dikenal
oleh masyarakat.
D. Membangun
Ekuitas Merek
a. Brand Awarness
P&G yang
memproduksi dan mengakuisisi produk-produk beauty & grooming, household
care, dan health and well-being. Sehingga merek dari P&G dapat diketahui
oleh konsumen bahwa produk dari P&G merupakan produk yang meimiliki 300
merek yang tersebar di dunia. P&G melakukan studi
pelanggan-baik yang konsumen akhir dan perdagangan mitra-melalui riset
pemasaran secara terus menerus dan pengumpulan intelijen. Ini menghabiskan
lebih dari $ 100 juta di lebih dari 10.000 proyek riset konsumen resmi setiap
tahun dan menghasilkan lebih dari 3 juta kontak konsumen melalui e-mail dan
pusat telepon.
b. Brand Assosiation
Contoh pada produk Downy yang ada di
Indonesia, terdapat beberapa varian warna dengan wangi yang bebeda serta mewah.
Dengan bentuk (Botol dan sachet) tentunya akan mempermudah bagi kelas bawah
yang ingin menggunakan downy namun harga terjangkau akan membeli produk sachet
sedangkan untuk kelas atas akan membeli dalam bentuk botol.
Perusahaan
yang diakuisisi oleh P&G diantaranya adalah Richardson-Vicks
(pembuat produk perawatan pribadi seperti Pantene, Olay, dan Vicks), Norwich
Eaton Pharmaceuticals (pembuat Pepto-Bismol), Gillette, Noxell (pembuat
Noxzema), Shulton Old Spice, Max Factor, dan Iams Perusahaan. Produk-produk
tersebut kini sudah diambil alih oleh P&G. Adapun produk-produk P&G
yang kini ada di Indonesia, contohnya saja Downy.
Merek Mr Clean merupakan pembersih rumah
tangga ke kamar mandi bersih, dan bahkan untuk sistem carwash. Old Spice merek
dari wewangian pria untuk deodoran. Crest menjadi sistem pemutihan gigi yang
disebut Crest Whitestrips yang menghilangkan noda permukaan dari gigi dalam 14
hari.
c. Brand Loyality
P&G merupakan produk inovator aktif,
mengabdikan $ 2 miliar per tahun untuk penelitian dan pengembangan, jumlah yang
mengesankan tinggi untuk sebuah perusahaan barang dalam kemasan. Bagian dari proses inovasi adalah untuk
mengembangkan merek yang menawarkan manfaat konsumen baru. Dengan produk yang
terus di inovasi dan semakin banyak manfaatnya sehingga banyak konsumen yang
tertarik untuk menggunakannya. Sehingga menjadi konsumen tetap untuk produk
yang dikeluarkan oleh P&G.
d. Perceived Quality
P&G
desain produk yang memiliki kualitas di atas rata-rata dan terus meningkatkan
kinerja mereka dengan cara yang diinginkan oleh konsumen serta menyesuaikan
dengan kebutuhan konsumen, termasuk Tide deterjen kompak, Pampers Rash Guard
(popok yang memperlakukan dan mencegah ruam popok), dan ditingkatkan dua inone
sampo dan kondisioner produk untuk Pantene, Vidal Sassoon, dan Pert Plus. P&G memproduksi produk dengan
merek dari P&G dalam beberapa ukuran dan bentuk.
e. Other assets
P&G yang
sudah berdiri sejak tahun 1871 tentunya sudah dikenal oleh berbagai lapisan
masyarakat, dan produknya sudah tersebar diberbagai negara. Dengan memproduksi
bermacam-macam produk untuk menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen merupakan peluang keuntungan, serta untuk
mendapatkan keuntungan lebih dan mencegah pesaing bergerak untuk memenuhi
kebutuhan pasar yang belum terpenuhi. P&G juga menggunakan nama merek yang
kuat untuk meluncurkan produk baru dengan pengakuan instan dan jauh lebih
sedikit pengeluaran untuk membuat iklan.
E. Memilih Elemen Merek
Nama P&G mudah diingat dan dilafalkan dari segi hurufnya yang diambil dari
singkatan nama Procter dan Gamble. Meskipun logo P&G sederhana namun mudah
diingat oleh konsumen, kemasan produk P&G yang menyesuaikan dengan lapisan
masyarakat yang elegan maupun sederhana. Contoh : produk Olay, Rejoice, maupun
Pantene. P&G memiliki slogan yaitu “Touching lives, improving ilfe”.
F. Merancang Kegiatan Pemasaran Holistik
contoh dari pemasaran
holistik seperti klub, komunitas konsumen, pameran dagang, sponsor, hubungan
dengan masyarakat.
P&G tidak hanya melakukan
branding melalui iklan tetapinjuga melalui riset pemasara, juga melakukan riset keluar lapangan,
berinteraksi dengan konsumen dan pengecer dalam lingkungan alam mereka. P&G
juga melakukan sponsorsif diberbagai kegiatan (event, Olimpiade, Benthoel Bakti
Indonesia, dan Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia) dan P&G merupakan perusahaan
pertama yang memproduksi dan mensponsori acara prime-time.
G.
Pengaruh Asosiasi Pendukung
P&G melakukan asosiasi
pendukung yang dapat menghubungkan merek dengan sumber-sumber seperti
perusahaan itu sendiri melalui strategi penetapan merek , dengan negara atau
geografis lain melalui identifikasi asal produk, dan dengan saluran distribusi
melalui strategi saluran ; begitupula dengan merek lain melalui bahan atau
pemerekan bersama, karakter melalui lisensi, juru bicara melalui pensponsoran,
acara olahraga atau budaya melalui kegiatan sponsor atau beberapaa sumber pihak
ketiga lainnya melalui penghargaan tau ulasan.
H.
Internal Branding
Perusahaan bertujuan untuk
menyediakan merek produk barang dan jasa yang memiliki nilai dan kualitas
superior yang dapat meningkatkan kehidupan konsumen di dunia. Sebagai hasilnya,
konsumen akan memberikan penghargaan kepada perusahaan dengan kepemimpinan
dalam penjualan, dan laba, sehingga masyarakat di mana perusahaa hidup dapat
mencapai kemakmuran.
Perusahaan menghormati para rekan kerja, pelanggan,
dan konsumen P&G. perusahaan memperlakukan mereka seperti perusahaan ingin diperlakukan
oleh mereka. Perusahaan mempunyai kepercayaan akan melakukan yang terbaik dalam
bekerja ketika suatu kepercayaan menjadi suatu pondasi. Nilai-nilai tersebut
digunakan dan dijalankan oleh P&G dalam menjaga mereknya. Perusahaan
menggunakan prinsip dalam memperkenalkan merek baru, menjaga merek lama,
memasuki pasar barudan bersaing dengan merek yang telah ada sebelumnya.
I. Komunitas
Merek
P&G membuat platform
komunitas online bernama BeingGirl.com. lewat platform ini, P&G memberikan
konten berupa informasi yang akurat, lengkap, dan privat mengenai masalah
kesehatan dan produk-produk wanita.
Edhy-Aruman.blogspot.co.id/2015/10/komunitas-merek-antara-strategi.html
J.
Mengukur Ekuitas Merek
P&G dalam mengukur ekuitas mereknya
melakukan pendekatan langsung. P&G melakukan pendekatan langsung melalui
riset pemasaran yang terus menerus dan langsung merespon apa yang dibutuhkan
oleh konsumen serta pengumpulan inteljen
dan penelitian keluar lapangan sehingga dapat berinteraksi langsung dengan
konsumen dan pengecer dalam lingkungan alam mereka.
K. Mengelola Ekuitas Merek
Untuk memperkuat
Mereknya P&G melakukan inovasi secara terus menerus untuk mengembangkan
merek yang menawarkan manfaat baru kepada konsumen. Prospek jangka panjang yang
dilakukan oleh P&G yaitu memfokuskan pada peningkatan kehadirannya di pasar
berkembang dengan berkonsentrasi pada keterjangkauan, kesadaran merek, dan
distribusi melalui e-commerce dan frekuensi toko yang tinggi.
L. Strategi Merek
P & G memasarkan
beberapa merek dalam kategori produk yang sama, seperti Luvs dan Pampers popok
dan Oral-B dan sikat gigi Crest. Setiap merek memenuhi sebuah keinginan
konsumen yang berbeda dan bersaing dengan merek pesaing tertentu '. Pada saat
yang sama, P & G berhati-hati untuk tidak menjual terlalu banyak merek dan
telah mengurangi luas serangkaian produk, ukuran, rasa, dan varietas dalam
beberapa tahun terakhir untuk merakit sebuah portofolio merek kuat.
P&G berasal dari
sistem merek - manajemen, di mana salah satu eksekutif bertanggung jawab untuk
setiap merek. Sistem ini telah disalin oleh banyak pesaing tapi tidak berhasil
seperti P&G. Baru-baru ini, P&G mengubah struktur manajemen umumnya
sehingga setiap kategori merek sekarang dijalankan oleh manajer kategori dengan
volume dan tanggung jawab laba. Hal ini membantu untuk mempertajam fokus
strategis pada kebutuhan konsumen kunci dan kompetisi dalam kategori. P&G
berprestasi selama 173 tahun terakhir telah dan berhasil mendalangi berbagai
faktor yang berkontribusi terhadap kepemimpinan pasar.
M.
Ekuitas Konsumen
Seandainya konsumen merasa puas atas kualitas dari masing-masing unsur
keputusan produk individual shampoo, yaitu Pantene Pro-V, maka cenderung akan
berpengaruh terhadap perilaku pasca pembelian konsumen, sehingga mereka akan
melakukan pembelian ulang (repeated buying) yang nantinya para konsumen
tersebut diharapkan mampu menjadi konsumen yang loyal.
Jawaban
untuk pertanyaan
1.
Portofolio P&G yang menakjubkan
termasuk merk terkuat di dunia. Apa saja tantangan dan resiko asosiasi dengan
menjadi pemimpin pasar dalam banyak bidang ?
Jawab :
-
Pesaing yang memproduksi produk yang
sama dan menjual dengan harga yang relatif rendah
-
Banyaknya
konsumen yang beralih ke produk yang lebih murah
Sebagai contoh : kasus Rejoice 2in1 yang terganjal
Unilever. P&G lantas mengantisipasinya dengan meremajakan Rejoice dan
mengubah positioning-nya menjadi sampo 3in1 dan Rejoice Rich, yang
mendapat sambutan pasar lumayan bagus. Konsep pengembangan merek di P&G,
kata Asisten Manajer Merek P&G (untuk ASEAN, Australia dan India) Martono,
adalah improve continuous life. Maksudnya, terus melakukan inovasi dan
perbaikan agar produk atau merek yang mereka luncurkan bertahan dan berkembang.
2. Dengan
berkembangnya sosial media menjadi sangat penting dan hanya sebagian orang yang
melihat iklan di televisi, apa yang dibutuhkan P&G untuk memperkuat citra
merek tersebut ?
Jawab :
Di tinjau dari sisi teknologi,
Seperti kebanyakan perusahaan consumer goods lainnya, Perusahaan
Procter & Gamble (P&G) menganut micromarketing – suatu
strategi menyesuaikan produk dan marketing secara lokal dan mengacu pada daerah
tertentu (kota atau desa), yang biasanya diterapkan oleh perusahaan kecil dan
menengah. P&G mengembangkan teknologi untuk melakukan pemesanan atau order
antar sesama pelanggan-pelanggannya. Mereka sudah memiliki sistem pesanan,
penagihan (billing) dan juga pengirimannya. Tetapi seiring masuknya
raksasa-raksasa ritel besar seperti Wal-Mart dan adanya penggabungan
kekuatan-kekuatan ritel lainnya membuat sekitar 40.000 toko kecil dan menengah
gulung tikar. Akibatnya penjualan P&G mengalami penurunan.
Mereka mengembangkan program
marketing supaya bisa terus menyalurkan produk-produknya ke pelanggan melalui channel-channel
ritel. Selain itu mereka juga mengembangkan sistem informasi yang bisa
melacak atau memantau proses produksi, pergudangan, pengiriman dan ratusan
promosi harga. Kehebatan P&G adalah mengembangkan program sales promo yang
sangat fleksibel. P&G memanfaatkan sistem teknologi informasi untuk
mengumpulkan dan menganalisa data penjualan ritel dan menggunakan informasi
tersebut untuk menyusun dan menyesuaikan kampanye-kampanye promosinya.
3. Menurutmu
apa resiko yang dihadapi P&G kedepannya ?
Jawab :
-
Semakin
banyaknya Pesaing yang menghasilkan produk dengan kualitas yang dibutuhkan oleh
konsumen serta memiliki manfaat yang signifikan.
-
Berkurangnya
bahan produksi yang digunakan, contoh : kasus kelapa sawit dan kebakaran hutan
-
Akan
berkurangnya kepercayaan konsumen karena maraknya berita bahwa bahan kecantikan
yang digunakan P&G tidak sesuai dengan standar kesehatan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
P&G
merupakan salah satu perusahaan multinnasional yang terbilang baru dan sukses
memasarkan produknya ke berbagai negara di dunia dengan citra yang sangat kuat.
Didalam menjalankan bisnisnya,
P&G memiliki nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi
kejujuran, keakraban, dan loyalitas baik itu diantara karyawan maupun
konsumennya.
P&G memiliki bisnis yang
beraneka ragam dan merupakan salah satu perusahaan tersukses dalam lini bisnis
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar