GAYA
BELAJAR
Keberhasilan
proses belajar ditentukan oleh kemampuan dan strategi pembelajaran oleh guru
sebagai penyampai pesan pengetahuan serta kemampuan dan gaya belajar siswa
sebagai penerima pesan pengetahuan pengetahuan. Gaya belajar seseorang adalah
cara yang paling mudah sebuah informasi masuk kedalam otak orang tersebut. Artinya
apabila kita mengetahui kecenderungan kecerdasan seseorang dari multiple
intelligences-nya, maka kita akan mengetahui gaya belajar orang tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Howard Gardner, ternyata gaya
belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh orang
tersebut, oleh karena itu, seharusnya setiap guru memiliki data tentang gaya
belajar siswanya masing-masing, kemudian, setiap guru harus menyesuaikan
gayanya dalam mengajar. Setiap guru akan masuk ke dunia siswa sehingga siswa
merasa nyaman dan tidak berhadapan dengan resiko kegagalan dalam proses
belajar.
A.
Macam-macam
Gaya Belajar
1. Gaya
Belajar Visual
Kunjungan
langsung ke Museum Mandiri dan Museum Kota Tua
Dalam hal ini yang
memegang peranan penting yaitu mata/penglihatan (visual), guru sebaiknya lebih
menitik beratkan pada peragaan/media, ajak mereka ke objek-objek yang berkaitan
dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukan alat peraganya langsung
pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.
Karakteristik gaya
belajar siswa yang termasuk Visual :
· Bicara
agak cepat
· Mementingkan
penampilan dalam berpakaian/Persentasi
· Tidak
mudah terganggu oleh keributan
· Mengingat
yang dilihat daripada yang didengar
· Lebih
suka membaca daripada dibacakan
· Pembaca
cepat yang tekun
· Seringkali
mengetahui apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandak memilih kata-kata
· Lebih
suka melakukan demonstrasi daripada pidato
· Lebih
suka musik daripada seni
· Dan
mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis
· Seringkali
meminta bantuan orang lain untuk mengulanginya.
Beberapa strategi untuk mempermudah
proses belajar siswa visual : Gunakan materi Visual
-
Gambar-gambar
-
Diagram dan peta
-
Gunakan warna-warna untuk menghilite hal-hal
penting
-
Ajak anak-anak untuk membaca buku berilustrasi
-
Gunakan multi-media
-
Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan
ide-idenya kedalam gambar
2.
Gaya
Belajar Auditor
Gaya belajar ini, siswa
mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya) untuk
itu maka guru sebaiknya memperhatikan siswa hingga ke alat pendengarannya.
Karakteristik gaya belajar
siswa yang termasuk Auditori :
· Saat
bekerja suka berbicara kepada diri sendiri
· Penampilan
rapi
· Mudah
terganggu oleh keributan
· Belajar
dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
· Senang
membaca dengan keras dan mendengarkan
· Menggerakan
bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca
· Biasanya
ia pembicara yang fasih
· Lebih
pandai mengeja dengan keras dari pada menuliskannya
· Lebih
suka gurauan lisan daripada membaca komik
· Mempunyai
masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual
· Berbicara
dalam irama yang terpola dan dapat mengulangi kembali dan menirukan nada
· Berirama
dan warna suara.
Beberapa
strategi untuk mempermudah proses belajar siswa Auditori :
-
Ajak anak untuk ikut berpartisipasi
dalam diskusi baik di dalam kelas maupun didalam keluarga
-
Dorong anak untuk membaca materi
pelajaran dengan keras
-
Gunakan musik untuk mengajarkan anak
-
Diskusikan ide dengan anak secara verbal
-
Biarkan anak merekam materi pelajarannya
kedalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur
3.
Gaya
Belajar Kinestik
Gaya belajar kinestik
yaiitu gaya belajar melalui bergerak, menyentuh dan melakukan (menyukai praktek
secara langsung). Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena
keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat.
Ciri-ciri gaya belajar Kinestik, antara
lain :
· Berbicara
perlahan
· Penampilan
rapi
· Tidak
terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
· Belajar
melalui memanipulasi dan praktik
· Menghafal
dengan cara berjalan dan melihat
· Menggunakan
jari sebagai petunjuk ketika membaca
· Merasa
kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
· Menyukai
buku-buku dan mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
· Menyukai
permainan yang menyibukkan
· Tidak
dapat mengingat geografi kecuali jika
memang mereka pernah berada di tempat itu
· Menyentuh
orang untuk mendapat perhatian mereka
· Dan
menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
Beberapa
strategi untuk mempermudah proses belajar siswa Kinestetik :
-
Jangan paksakan anak untuk belajar
sampai berjam-jam
-
Ajak anak untuk belajar sambil
mengeksplorasi lingkungannya
-
Izinkan anak untuk mengunyah permen
karet saat belajar
-
Gunakan warna terang untuk mengingat
hal-hal penting dalam bacaan
-
Izinkan anak untuk belajar sambil
mendengarkan musik.
Jadi,
ukuran keberhasilan paling penting adalah jika anak bisa menangkap informasi
yang kita sampaikan dan menikmati aktifitas belajarnya. Hal ini juga bisa kita
lakukan dengan melatih dan memberikan tes terhadap anak usai melakukan 3 Gaya
belajar tersebut. Dan menentukan siswa mana yang termasuk kedalam macam-macam
gaya belajar tersebut.
Dalam
buku orientasi baru dalam psikologi pembelajaran oleh Hamzah B. Uno (2008),
menyatakan terdapat tujuh gaya belajar yang efektif, diantaranya adalah sebagai
berikut :
Faktor-faktor intern yang
mempengaruhi gaya belajar siswa
Ø Faktor Intern
a)
Faktor jasmaniah
Faktor
jasmaniah mencakup dua bagian yaitu kesehatan dan cacat tubuh. Faktor
kesehatan berpengaruh pada kegiatan belajar. Proses belajar akan
terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah,
kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk bila badannya lemah, kurang
darah ataupun ada gangguan pada alat indera serta tubuh. Sedangkan cacat tubuh
adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai
tubuh. Cacat itu bisa berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah
kaki, lumpuhdan lain-lain. Keadaan cacat tubuh demikian juga mempengaruhi
kegiatan belajar seseorang.
b)
Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya
ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi
belajar. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.
c)
Faktor kelelahan
Kelelahan
pada manusia walaupun susah dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan
jasmani terlihat dengan menurunya daya tahan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kurangnya minat belajar, kelesuan dan kebosanan
untuk belajar, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Faktor kelelahan dalam diri seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu cara
atau gaya belajar yang berbeda.
Ø Faktor-faktor ekstern
a)
Faktor keluarga
Seseorang
yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tu a
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga.
b)
Faktor Sekolah
Faktor sekolah
yang akan mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa antara
lain metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa
dengan siswa, disiplin atau tata tertib sekolah, suasana belajar, standar
pelajaran, keadaan gedung, letak sekolah, dan lainnya. Faktor guru misalnya,
kepribadian guru, kemampuan guru memfasilitasi siswa dan hubungan antara guru
dengan siswa turut mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa.
c)
Faktor masyarakat
Masyarakat
merupakan faktor ekstern yang juga mempengaruhi terhadap gaya belajar
siswa. Faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi cara atau gaya
belajar siswa meliputi kegiatan peserta didik dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Menurut saya
:
Ada baiknya
jika belajar dibuat menyenangkan agar tidak jenuh dan sesuai dengan tingkatan
SD-SMP-SMA dengan gaya belajar yang digunakan disesuaikan dengan mata pelajaran
masing-masing, dan tetap mencontohkan sesuai dengan umur mereka.
Contoh :
-
Murid SD biasa diminta untuk menghafalkan perkalian 1 –
100 yang saat ini masih di terapkan, guru bisa meminta mereka untuk
menghafalnya dalam bentuk lagu anak-anak sesuai dengan umur mereka dan tidak
diperkenankan menggunakan lagu dewasa.
-
Pada saat olahraga, guru tidak hanya mengajarkan
mengenai bagai mana cara bermain voli, bola tendang, lempar lebing, namun bisa
diselingi dengan bermain tebak-tebakan yang bisa diingat oleh siswa/i. Contohnya
: berapa luas lapangan bola, berapa berat lembing untuk wanita, dll.
-
Pada saat mata pelajaran SBK (Seni Budaya dan
Ketrampilan) guru bisa mengajarkan dan bermain tebak lagu, tidak hanya teori,
bermain mainan tradisional untuk memperkenalkan pada siswa/i karena saat ini
permainan tradisional sudah tidak lagi dimainkan khususnya di zaman modern ini.
Padahal, dari permainan-permainan tersebut siswa/i dapat memperoleh pemikiran
yang kreatif dan dapat kerjasama sesama teman. Tidak hanya duduk diam di depan
komputer yang saat ini sering dilakukan oleh siswa/i saat diluar jam sekolah.
Keluarga
juga berperan penting dalam belajar siswa/i
agar dapat mengetahui sejauh mana perkembangan anak, tidak hanya
menuntut anak untuk mendapat nilai tinggi, namun tidak memberikan perhatian
yang sesuai dengan kebutuhan siswa/i dengan alasan sibuk kerja.
Selain itu
masyarakat setempat di masing-masih daerah atau kecamatan seharusnya
menyediakan tempat khusus bermain untuk anak-anak dengan diawasi oleh orang
dewasa dan ia juga sebagai pemberi praktik cara bermain tradisional bagi
anak-anak, untuk memperbaiki generasi muda saat ini yang semakin terpengaruh
oleh budaya luar.
Sumber
:
Lestari S, Sudi,dkk(2015). Strategi Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Unindra Press
http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/04/gaya-belajar-siswa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar